Petra
dan Kisah Kaum Tsamud.
Tak sabar rasanya untuk kembali
mengunjungi kota kuno Petra. Petra terletak sekitar 240 km dari kota Amman atau
120 km di sebelah utara kota Laut Merah Aqaba. Petra dalam bahasa Yunani
berarti “ Batu Karang Besar “ atau Al
Bitra dalam Bahasa Arab adalah sebuah situs arkeologi yang menjadi salah satu
keajaiban dunia dan terkenal dengan arsitektur pahatan di batu dan sistem
poengairannya. Setelah beberapa kali mengunjungi Petra dengan berangkat pagi
dari kota Amman, kali ini kami menginap dulu di hotel di daerah Wadi Musa dan setelah makan pagi kami berangkat menuju
ke Petra, yang dijuluki kota Merah, yang terletak hanya sekitar 2 Km dari Wadi
Musa.
Matahari sudah mulai menunjukan
sinarnya dan pagi itu kawasan Wadi Musa baru bergeliat dengan kesibukannya.
Kawasan Taman arkeologi Petra ini seluas
264.000 meter persegi sudah di nobatkan sebagai situs warisan dunia Uneso sejak
6 desember 1985 dan sejak tanggal 7 Juli 2007 menjadi salah satu dari Tujuh
keajaiban duni itu juga masih lengang.
Pagi dimusim dingin ini memang lebih asyik berlama-lama di bawah selimut.
Tetapi karena begitu luasnya kawasan ini rugi kalo kiranya hanya datang dan berada sebentar saja
disini.
Setelah membeli tiket dan masuk,
pengunjung di hadapakan ke sebuah jalan tanah berdebu yan gmenurun untuk menuju
ke kawasan Petra. Saya dan rombongan memilih menaiki onta sampai ke pintu
gerbang bercelah dan kemudian melanjutkan berjalan kaki dari sana menuju ke
dalam. Sementara yang sepuh sepuh memilih menaiki kereta kuda sampai ke depan
Al Khazneh.
Untuk masuk ke Petra, pengunjung harus
melewati celah sempit diantara dinding-dinding bau yang menjulang tinggi yang
dalam Bahasa Arab disebut Al-Sig. Celah-celah ini terbentuk melalui proses
geologi alami selama ribuan tahun. Oleh karenanya batuan memancarkan berbagai
macam jenis warna yang berbeda. Celah ini hanya selebar sekitar 2 - 4 meter seperti lorong dengan ketinggian
dinding batu yang mencapai 80 meter keatas menjulang dengan bentuk yang tidak
beraturan dan jalan yang berkelok-kelok sepanjang sekitar 1,2 km. Di sepanjang
celah inilah kaum Nabate membangun saluran air untuk menjamin ketersediaan
supply air ke Petra. Tanpa
terasa perjalanan di lorong-lorong sempit batu berwarna merah nan indah itu
sudah mulai kelihatan ujungnya. Kami makin bersemangat menapaki langkah kaki
sambi tetap sesekali berhenti dan menikmati keindahan uliran warna dari
batu-batu yang mendindingi kiri dan kanan itu. Semakin mendekati ke ujung yan
gkian menyempit dindingnya tetapi terlihat cahaya benderang diujung sana yan
gmemanggil dan mempercepat langkah kaki.
Dan……… tampaklah sebuah hamparan
dengan sebuah bangunan yang terpahat indah di dinding batu….Al Khazneh atau
dalam Bahasa Inggris mereka sebut The Treasury. Bangunan tinggi yang dipahat
langsung dengan tiang-tiang tinggi hingga 45 meter dan lebar sekitar 30 meter
penuh ukuran di dinding batu itu begitu tinggi dan kokoh menyisakan bagian
terluar yang membentuk kolom tiang kokoh sebagai penahannya. Al Khazneh sudah
menjadi ikon Petra mulai dari gambar-gambar sampai beberapa film yang sempat
syutin disini seperti “Indiana Jones and The
Last Crusade”. Dan kawasan ini di penuhi turis dari berbagai bangsa
berbaur dengan penjual souvenir dan tukang foto.
selanjutnya baca di buku perjalanan di bumi para nabi yaaa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar