Rabu, 06 Agustus 2014

Sholat shubuh di Aqso

8.3. Shalat Shubuh di Aqso

“ Katakanlah , “ Sesungguhnya Shalat, Ibadah, hidup dan Matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan Semesta alam “ ( Al An’am : 162 )




Sengaja aku menghidupkan alarm pada pukul 03.30 dini hari untuk bangun dan bersiap siap shalat Shubuh Di Masjidil Aqsha. Hotel yang kami inapi “ National Hotel “ memang terletak tidak jauh dari kawasan Kota lama Yerusalem. Aku beserta 3 teman satu group sudah berjanji untuk menuju ke Masjidil Aqsha guna menunaikan ibadah sholat malam dan sholat Shubuh bersama-sama. Dalam bayangan kami adalah situasi yang sama seperti ketika berada di Tanah Suci Mekkah atau Madinah, ingin rasanya bersujud di sepertiga malam dan menyampaikan doa serta beribadah sampai waktu Sholat Shubuh tiba dan berjamaah menunaikannya.

Kami bersegera keluar dari hotel dan menyusuri jalan jalan lengang dinihari yang dingin, sunyi dan sepi sejak keluar dari hotel. Langkah langkah kaki kami ketika menapaki aspal dingin adalah seperti alunan musik klasik dengan partitur yang sama. Keremangan lampu lampu jalan dalam kabut musim dingin di dinihari menemani deru nafas kami yang menghangat. Tidak ada suara, kami semua tenggelam dalam suasana hening dan desiran angin dingin yang membekukan wajah, menikmati kesunyian dengan dikeliling hanya kebisuan yang hampa.

Dari kejauhan  dinding- dinding batu yang membatasi kota tua itu tegap berdiri dan jalanan disekitarnya terlihat.....sepi dan senyap, berbeda dengan suasana iring iringan jamaaah yang berbondong – bondong di Mekkah atau Madinah diwaktu yang sama menuju ke Masjid Nabawi atau Masjidil Haram. Kami melewati pintu gerbang yang temaram itu dan menapaki jalan batu licin yang tak rata dengan kanan kiri dinding yang basah oleh embun. Beberapa bagian gelap gulita tanpa cahaya. Sementara bagian lain dengan cahaya redup samar lampu pijar kuning yang dipaksa untuk menerangi pekatnya malam. Beberapa cahaya mengintip bias dari jendela-jendela tua di pinggir jalan setapak. Kami terus melanjutkan langkah dijalan batu di dalam komplek kota tua  menuju pintu gerbang lain untuk masuk kawasan Al haram Al Syarif yang suci.

Jalan berbatu yang berukuran lebar dua meter itu makin ke dalam makin sempit dan ber anak tangga menurun dan berkelok serta bercabang.  Ketika kami berbelok kanan untuk masuk ke gerbang Lion, aku melihat kerumunan orang orang yang berada di depan pintu gerbang berwarna hijau yang masih tertutup rapat. Beberapa dari mereka duduk bergerombol disalah satu sisi sementara beberapa lainnya duduk di depan gerbang yang masih tertutup rapat.. ….terkunci.

Ya Allah......mereka mengunci pintu gerbang untuk masuk ke Masjidil Aqsha???? Hatiku terguncang menyaksikan beberapa orang laki laki yang sujud bersimpuh di depan gerbang tersebut sementara beberapa wanita setengah baya juga  menunggu dengan duduk di pinggir tembok dingin. Aku melirik jam di tanganku 03.54 dini hari. aku bertanya – tanya dalam hati berapa lama lagi gerbang itu akan mereka buka? Mengapa tidak mereka ijinkan para muslim yang ingin datang lebih awal dan bershalat Tahajud di Masjidil Aqso ini, mengapa tidak mereka ijinkan para muslim ini untuk bebas setiap saat mengunjungi dan bersujud di Masjidil Aqso, seperti di Masjidil Haram ? Berbagai pertanyaan itu melintas dalam benakku.

04.05 aku masih melirik ke gerbang yang masih tertutup rapat, para muslim laki laki dan perempuan makin banyak yang berdatangan. Beberapa dari mereka memperhatikan wajah kami yang berbeda. Dan beberapa darinya  dengan bahasa isyarat  mengatakan “ one minute the gate will be open “  ketika aku menunjuk ke gerbang dan jam tanganku. Dan one minute demi one minute berlalu dan gerbang belum juga terbuka. Aku kian gelisah menunggu. 

selanjutnya baca di buku perjalanan di bumi para nabi yaaaa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar