Sabtu, 12 Agustus 2017

Pariwisata Indonesia..... untuk siapa???

Hi dear...... setelah 3 tahun kita tak berjumpa

Udah lama sekali nggak main-main ke blog ini, ternyata sejak 2014 ya nggak pernah ada update cerita apa-apa disini..... lamaaaaa bangett.....yaaaa...... kemana aja????

Well, 3 tahun adalah sebuah waktu yang lama ya dan pasti penuh aktifitas padat sampai-sampai nggak sempet berbagi cerita lagi disini. Tapi oke deh mulai sekarang, gue janji deh untuk sering-sering berbagi cerita dan informasi yang mudah-mudahan menginspirasi para sahabat semua.

Mulai dari mana ya ceritanya? kelamaan jadi bingung he ...
Mulai dari 3 tahun ini ngapain aja ya?
atau udah "koleksi" jalan kemana aja?
ok... ok,,,
aku mulai dengan kehidupan yang sekarang deh ya.

No automatic alt text available.
Saat ini saya tinggal di Oxford, Inggris..... sejak 2015 sebenarnya? what? ngapain? kuliah ceritanya nih. berasal dari keprihantinan ( ceilee... ) diri yang setiap  bertambah hari nggak pinter-pinter dan makin bingung dengan begitu cepatnya perubahan di dunia, daripada bengong "mangap" ya udah deh saya putuskan untuk sekolah lagi.... di Oxford..... Inggris..... jauh amattttt???? iyaaaaaa..... soalnya kalo dekat-dekat khawatir nggak konsen dan malah nggak beres sekolahnya karena sibuk jalan-jalan nemenin tamu terus ha ... ha... ha... typical Tour Leader sejati!!

Pariwisata dikenal sebagai salah satu alat untuk pengentas kemiskinan dengan menaikan tingkat perekonomian suatu daerah/negara. Sejak lama pariwisata di berbagai belahan dunia sudah dijadikan sebagai salah satu sumber penghasilan bagi negara tersebut tak terkecuali di Indonesia. Sejak lama gaung Pariwisata di Indonesia bergema-gema hingga di seluruh pelosok nusantara..... tetapi rasanya itu hanyalah sebua gema yang akhirnya sirna tidak meninggalkan apa-apa.

Pariwisata di Indonesia hanyalah sebuah lagu yang bersenandung indah di bibir "penyanyi-penyanyi birokrat" untuk menghibur pendengarnya yang kadang-kadang berjoget bersama dengan ketukan nada yang riang gembira atau kala lain ikut meneteskan airmata disaat lagu duka yang dinyanyikan. Pendengar dan penggemar hanya bisa ikut merasakan luapan emosi semata tidak lebih. Pendengar hanya bisa melihat kecantikan penyanyi  - penyanyi dengan baju-baju mahal dan sepatu indah melenggok kesana kemari " mempromosikan" pariwisata Indonesia keliling dunia tanpa pernah mengajak pendengarnya ikut serta dan hanya mengabarkan saja beritanya dari jauh.

Siapa yang menikmati "kue" pariwisata itu di Indonesia? Akukah? atau kamu? masyarakat di Bali, penduduk di Yogyakarta, Bromo, Bandung, Makassar? pegawai - pegawai hotel? supir-supir mobil rental? pegawai - pegawai rumah makan? guide-guide? pengrajin cenderamata? tukang parkir? tukang gorengan? tukang kue? pelukis? pemahat?

Lalu berapa banyak yang kita nikmati? siapakah yang paling banyak menikmatinya? Akukah? atau kamu? masyarakat di Bali, penduduk di Yogyakarta, Bromo, Bandung, Makassar? pegawai - pegawai hotel? supir-supir mobil rental? pegawai - pegawai rumah makan? guide-guide? pengrajin cenderamata? tukang parkir? tukang gorengan? tukang kue? pelukis? pemahat?  BUKANNNNN

Siapa?????????
kenapa????????

Yang jelas itu salah satu alasan kenapa saya ada di Oxford, saat ini saya sedang melakukan penelitian PhD saya di bidang pariwisata tepatnya di Oxford School of Hospitality Management, Oxford Brookes University.